Senin, 29 April 2013

Hadiah Spesial Dari Tuhan Bukan untukku

Setiap orang pasti pernah salah entah dalam niat, harapan, impian. ... atau apapun itu..
Termasuk hilangnya kado dari Allah itu mungkin saja agar kita diluruskan dalam niat untuk beribadah menjadi ikhlas. Hamba mana yang tak ingin jadi mukhis dan mungkin itu adalah kado terindah Allah yang telah terbungkus rapi untuk kita. Seringkali kita merasa bangga akan diri, akan apa yang kita miliki, akan apa yang telah peroleh padahal segalanya adalah anugrah dari Allah mungkin juga anugrah itu juga pinjaman sementara dari Allah. Begitu lama hamba satu ini menerka-nerka makna kehidupan hingga dia ini berfikir "Kita hanya musafir di dunia ini" . 


Kesendirian dan sebuah ruang kecil penuh penerangan selalu jadi teman akrab sekaligus hawa jahat yaang tiba-tiba menikam jantungnya, sesaat dia ini berfikir kado itu mungkin telah diperlakukan lebih baik dan tersimpan lebih rapih dari pada yang dulu dia lakukan. Tersadar dari angan tentang pikiran yang melayang dia selalu berjalan penuh senyum menusuri jalan yang mungkin saja sekelilingnya terasa asing untuknya. Rasa hilang itu benar membuat dia ikhlas tapi sekaligus membisukan bibirnya untuk mengatakan apa yang ia inginkan dari hati terdalamnya. Semakin ingin maka dia kan semakin membisu karena hatinya sesungguhnya 1 frekuensi dengan  bisikan alam.

Tak tahu lagi kemana bebanya kan dipikul, mimpinya hanya tak ingin melihat ibunya menangis meski itu menguras air matanya. Dia itu pemeran sandiwara yang hebat dia kan tersenyum meski kadang hatinya menangis. Aku mengenalnya begitu dekat karena dia adalah dualitas, dia selalu bilang padaku bahwa "Hadiah Spesial Dari Tuhan Bukan untukku". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar