Jumat
28 Desember 2012 sebuah lembaga pers, surat kabar Republika di Jakarta
meluncurkan berita terkait berdzikir yang dilakukan bersama untuk menyambut
akhir tahun yang diadakan di masjid At Tin dengan harapan dapat menjadikan
tauladan bagi penerus bangsa untuk senantiasa ingat Allah. Berdzikir sendiri
adalah suatu bentuk penghayatan, instropeksi diri bahwa manusia memiliki banyak
kekurangan. Allah menganggungkan manusia berdzikir didepan malaikat, ini karena
kemulian berdzikir tersebutlah yang memposisikan manusia memilki derajad yang
tinggi dihadapan Nya.
Makna
berdzikir sendiri adalah bentuk cinta dan kerinduan pada Ilahi. Karena kita
pasti kembali pada Allah dan ingin bertemu dengan Nya. Makna lain berdzikir
sesuai dengan Al Quran surah Qah ayat 16 bahwa Allah lebih dekat dari urat
leher. Dari surat tersebut betapa Allah sangat dekat dan selalu menjaga umatnya
yang selalu mengingat Allah. Oleh karena itu mustahil orang-orang yang rajin
berzikir dengan IKHLAS LILLAHI TA’ALA melakukan korupsi, zalim dan berbuat
dosa. Dia sadar bahwa Allah melihat dan selalu mengawasinya. Sehinnga untuk
membuat bangsa yang tentram dan sejahtra perlunya KESADARAN / INSTROPEKSI DIRI
, bukan malah salang menyalahkan. Dalam firman Nya Allah SWT tidak akan
mengubah bangsa jika tidak memulainya sendiri. Yah lihat saja Kerusakan demi
kerusakan akan terus terjadi, itu karena SALAH URUS, baik yang disengaja atau
tidak. Oleh diri kita sendiri dan pemimpin kita. Berita yang beredar saat ini
lihatlah, isinya hanya tentang KKN oleh tikus berdasi dengn wajah malaikat.
Saya sendiri tidak menyalahkan sistem tapi yang harusnya disalahkan adalah diri
kita, bukankah ketika kita memilih seorang pemimpin jika tidak amanah maka kita
kan ikut menanggung dosanya??? Salah pilih oleh rakyat cenderung tak disadari
yang ada hanya mengkritisi dosa2 dari pemimpin, mengolok2 di jejaring social.
PANTASKAH MENGAKU CINTA NEGERI?? Untuk berjalan lurus tentu tak bisa karna kita
manusia biasa tapi jika kita ingat Allah tentulah BISA. Bagaimana cara menempuh
jalan lurus, saya coba ingat kan dengan lagu religi dari gita gutawa berikut
liriknya :
jalan lurus sepuluh yang
mesti ditempuh
yang pertama bahwa Allah maha esa
yang kedua Muhammad rasul kita
yang ketiga cinta ibu cinta ayah kita
yang keempat cinta guru-guru kita
yang kelima cinta tanah air kita
diri kita memancarkan cahya cinta
semoga Allah membimbing kita semua
jalan lurus sepuluh yang mesti ditempuh
yang keenam salat mari ditegakkan
yang ketujuh Quran baca diartikan
yang delapan sedekah jangan terbawa
yang sembilan puasa penuh keikhlasan
yang sepuluh senyum sopan senantiasa
keramahan perilaku diri kita
semoga Allah membimbing kita semua
yang pertama bahwa Allah maha esa
yang kedua Muhammad rasul kita
yang ketiga cinta ibu cinta ayah kita
yang keempat cinta guru-guru kita
yang kelima cinta tanah air kita
diri kita memancarkan cahya cinta
semoga Allah membimbing kita semua
jalan lurus sepuluh yang mesti ditempuh
yang keenam salat mari ditegakkan
yang ketujuh Quran baca diartikan
yang delapan sedekah jangan terbawa
yang sembilan puasa penuh keikhlasan
yang sepuluh senyum sopan senantiasa
keramahan perilaku diri kita
semoga Allah membimbing kita semua
Jelaslah
dari mana kita akan melakukan perubahan yaitu diri sendiri yang hendaknya
terbuka dengan masukan positif jika benar hati itu sehat. Sehatnya hati adalah
karena Nya jadi selalu mengingat Nya adalah hal yang seharusnya jika CINTA diri
kita. Untuk membngun sebuah bangsa yang tentram dan aman benar adanya saling
menghargai dan menghormati perbedaan. Perbedaan yang mana yang harus dihargai??
Kalau jaman dulu 4 imam besar dapat hidup berdampingan secara damai dan rukun
tanpa merasa paling benar. Setiap diskusi saling mempersilahkan golongan yang
lain, tapi sekarang??? yang ada pada berdebat bahkan tanpa ilmu yang cukup dan
memandang dengan sudut kritis yang tanpa sadar kan terpantul2 dalam kekisruhan
total yang berujung perpecahan. Dzikir adalah ibarat air yang akan menyuburkan
kehidupan bangsa dan pribadi tentunya. Akan tetapi adab berdzikirpun mengundang
bnyak perselisihan antara yang boleh dengan suara keras dan berjamaah dengan
suara lirih/ dalam hati secara individi semua memiliki dasar yang sahih sealin
itu ingatlah Allah selalu tau isi hati hamba Nya. Untuk hukum dzikir yang menyangkal/melarang bersuara keras tidak saya tulis karena belum sependapat dan hadist yang saya baca menurutku benar tapi tidak ada indikasi larangan.
Di antara ayat
yang dipahami sebagai anjuran dzikir berjama’ah adalah sebagai berikut,
artinya;
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. 3:191)
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. 3:191)
Ayat di atas,
dianggap sebagai dalil yang membolehkan dzikir berjama’ah karena menggunakan
sighat (konteks) jama’ (plural) yaitu yadzkuruna. Menurut mereka jama’ berarti
banyak dan banyak artinya bersama-sama.
Dari Abu Hurairah ra. berkata,Rasulullahsaw.
bersabda:”Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai malaikat-malaikat yang
berlalu-lalang di jalan untuk mencari majlis dzikir, di mana bila mereka
mendapatkan sesuatu kaum yang berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla mereka memanggil
malaikat-malaikat yang lain dengan berkata: “Marilah ke sini menyaksikan apa
yang kamu cari”, kemudian para malaikat membentangkan sayapnya sampai ke langit
dunia, lantas Tuhan bertanya kepada mereka padahal Tuhan telah lebih
mengetahui: “Apa yangdiucapkan oleh hamba-Ku?” Malaikat
itu berkata:”Mereka mensucikan-Mu, memuji-Mu mengagungkan-Mu”. Tuhanbertanya:”Apakah
mereka pernah melihat Aku?” Para malaikat menjawab:” Demi Allah,
mereka belum pernah melihat Engkau”. Tuhan bertanya:”Bagaimana seandainya
mereka pernah melihat Aku?” Para malaikat menjawab: “Seandainya mereka
pernah melihat Engkau niscaya mereka lebih giat beribadah kepada-Mu, lebih giat
mengagungkan Engkau, dan lebih giat mensucikan Engkau”. Tuhan
bertanya: “Apakah yang mereka minta?” Para malaikat menjawab: “Mereka
meminta surga kepada-Mu”.
Tuhan bertanya: “Apakah mereka pernah melihat surga?” Para malaikat menjawab:”Demi Allah,wahai Tuhanku merekabelum pernah melihatnya”. Tuhan bertanya: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihatnya?” Para malaikat menjawab: “Seandainya mereka pernah melihatnya niscaya mereka lebih bersemangat untuk mencapainya, mereka lebih giat untuk memohonnya, dan mereka sangat mengharapkannya”. Tuhan bertanya:”Dari apakah mereka berlindung diri?” Malaikat menjawab:” Mereka berlindung diri dari api neraka”.
Tuhan bertanya: “Apakah mereka pernah melihat neraka?” Para malaikat menjawab:” Demi Allah, mereka belum pernah melihatnya”. Tuhan bertanya: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihatnya?” Para malaikat menjawab:” Seandainya mereka pernah melihatnya niscaya mereka lebih menjauhkan diri daripadanya dan mereka lebih takut terhadapnya”.
Tuhan berfirman: “Maka saksikanlah olehmu bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka”.
Ada salah satu malaikat yang berkata: “Di dalam majlis itu ada si Fulan, seseorang yang bukan termasuk ahli dzikir, ia datang di situ karena ada sesuatu kepentingan”.
Tuhan berfirman: “Mereka semua adalah termasuk ahli dzikir, di mana tidak ada seorangpun yang duduk di situ akan mendapatkan kecelakaan/siksaan”.(Riwayat Bukhari dan Muslim).
Tuhan bertanya: “Apakah mereka pernah melihat surga?” Para malaikat menjawab:”Demi Allah,wahai Tuhanku merekabelum pernah melihatnya”. Tuhan bertanya: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihatnya?” Para malaikat menjawab: “Seandainya mereka pernah melihatnya niscaya mereka lebih bersemangat untuk mencapainya, mereka lebih giat untuk memohonnya, dan mereka sangat mengharapkannya”. Tuhan bertanya:”Dari apakah mereka berlindung diri?” Malaikat menjawab:” Mereka berlindung diri dari api neraka”.
Tuhan bertanya: “Apakah mereka pernah melihat neraka?” Para malaikat menjawab:” Demi Allah, mereka belum pernah melihatnya”. Tuhan bertanya: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihatnya?” Para malaikat menjawab:” Seandainya mereka pernah melihatnya niscaya mereka lebih menjauhkan diri daripadanya dan mereka lebih takut terhadapnya”.
Tuhan berfirman: “Maka saksikanlah olehmu bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka”.
Ada salah satu malaikat yang berkata: “Di dalam majlis itu ada si Fulan, seseorang yang bukan termasuk ahli dzikir, ia datang di situ karena ada sesuatu kepentingan”.
Tuhan berfirman: “Mereka semua adalah termasuk ahli dzikir, di mana tidak ada seorangpun yang duduk di situ akan mendapatkan kecelakaan/siksaan”.(Riwayat Bukhari dan Muslim).
SEMOGA MANFAAT ^_^