Selasa, 26 Februari 2013

DZIKIR UNTUK BANGSA


Jumat 28 Desember 2012 sebuah lembaga pers, surat kabar Republika di Jakarta meluncurkan berita terkait berdzikir yang dilakukan bersama untuk menyambut akhir tahun yang diadakan di masjid At Tin dengan harapan dapat menjadikan tauladan bagi penerus bangsa untuk senantiasa ingat Allah. Berdzikir sendiri adalah suatu bentuk penghayatan, instropeksi diri bahwa manusia memiliki banyak kekurangan. Allah menganggungkan manusia berdzikir didepan malaikat, ini karena kemulian berdzikir tersebutlah yang memposisikan manusia memilki derajad yang tinggi dihadapan Nya.

Makna berdzikir sendiri adalah bentuk cinta dan kerinduan pada Ilahi. Karena kita pasti kembali pada Allah dan ingin bertemu dengan Nya. Makna lain berdzikir sesuai dengan Al Quran surah Qah ayat 16 bahwa Allah lebih dekat dari urat leher. Dari surat tersebut betapa Allah sangat dekat dan selalu menjaga umatnya yang selalu mengingat Allah. Oleh karena itu mustahil orang-orang yang rajin berzikir dengan IKHLAS LILLAHI TA’ALA melakukan korupsi, zalim dan berbuat dosa. Dia sadar bahwa Allah melihat dan selalu mengawasinya. Sehinnga untuk membuat bangsa yang tentram dan sejahtra perlunya KESADARAN / INSTROPEKSI DIRI , bukan malah salang menyalahkan. Dalam firman Nya Allah SWT tidak akan mengubah bangsa jika tidak memulainya sendiri. Yah lihat saja Kerusakan demi kerusakan akan terus terjadi, itu karena SALAH URUS, baik yang disengaja atau tidak. Oleh diri kita sendiri dan pemimpin kita. Berita yang beredar saat ini lihatlah, isinya hanya tentang KKN oleh tikus berdasi dengn wajah malaikat. Saya sendiri tidak menyalahkan sistem tapi yang harusnya disalahkan adalah diri kita, bukankah ketika kita memilih seorang pemimpin jika tidak amanah maka kita kan ikut menanggung dosanya??? Salah pilih oleh rakyat cenderung tak disadari yang ada hanya mengkritisi dosa2 dari pemimpin, mengolok2 di jejaring social. PANTASKAH MENGAKU CINTA NEGERI?? Untuk berjalan lurus tentu tak bisa karna kita manusia biasa tapi jika kita ingat Allah tentulah BISA. Bagaimana cara menempuh jalan lurus, saya coba ingat kan dengan lagu religi dari gita gutawa berikut liriknya :
jalan lurus sepuluh yang mesti ditempuh
yang pertama bahwa Allah maha esa
yang kedua Muhammad rasul kita
yang ketiga cinta ibu cinta ayah kita
yang keempat cinta guru-guru kita
yang kelima cinta tanah air kita
diri kita memancarkan cahya cinta
semoga Allah membimbing kita semua
jalan lurus sepuluh yang mesti ditempuh
yang keenam salat mari ditegakkan
yang ketujuh Quran baca diartikan
yang delapan sedekah jangan terbawa
yang sembilan puasa penuh keikhlasan
yang sepuluh senyum sopan senantiasa
keramahan perilaku diri kita
semoga Allah membimbing kita semua

Jelaslah dari mana kita akan melakukan perubahan yaitu diri sendiri yang hendaknya terbuka dengan masukan positif jika benar hati itu sehat. Sehatnya hati adalah karena Nya jadi selalu mengingat Nya adalah hal yang seharusnya jika CINTA diri kita. Untuk membngun sebuah bangsa yang tentram dan aman benar adanya saling menghargai dan menghormati perbedaan. Perbedaan yang mana yang harus dihargai?? Kalau jaman dulu 4 imam besar dapat hidup berdampingan secara damai dan rukun tanpa merasa paling benar. Setiap diskusi saling mempersilahkan golongan yang lain, tapi sekarang??? yang ada pada berdebat bahkan tanpa ilmu yang cukup dan memandang dengan sudut kritis yang tanpa sadar kan terpantul2 dalam kekisruhan total yang berujung perpecahan. Dzikir adalah ibarat air yang akan menyuburkan kehidupan bangsa dan pribadi tentunya. Akan tetapi adab berdzikirpun mengundang bnyak perselisihan antara yang boleh dengan suara keras dan berjamaah dengan suara lirih/ dalam hati secara individi semua memiliki dasar yang sahih sealin itu ingatlah Allah selalu tau isi hati hamba Nya. Untuk hukum dzikir yang menyangkal/melarang bersuara keras tidak saya tulis karena belum sependapat dan hadist yang saya baca menurutku benar tapi tidak ada indikasi larangan.
Di antara ayat yang dipahami sebagai anjuran dzikir berjama’ah adalah sebagai berikut, artinya;
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. 3:191)
Ayat di atas, dianggap sebagai dalil yang membolehkan dzikir berjama’ah karena menggunakan sighat (konteks) jama’ (plural) yaitu yadzkuruna. Menurut mereka jama’ berarti banyak dan banyak artinya bersama-sama.
Dari Abu Hurairah ra. berkata,Rasulullahsaw. bersabda:”Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai malaikat-malaikat yang berlalu-lalang di jalan untuk mencari majlis dzikir, di mana bila mereka mendapatkan sesuatu kaum yang berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla mereka memanggil malaikat-malaikat yang lain dengan berkata: “Marilah ke sini menyaksikan apa yang kamu cari”, kemudian para malaikat membentangkan sayapnya sampai ke langit dunia, lantas Tuhan bertanya kepada mereka padahal Tuhan telah lebih mengetahui: “Apa yangdiucapkan oleh hamba-Ku?” Malaikat itu berkata:”Mereka mensucikan-Mu, memuji-Mu mengagungkan-Mu”. Tuhanbertanya:”Apakah mereka pernah melihat Aku?” Para malaikat menjawab:” Demi Allah, mereka belum pernah melihat Engkau”. Tuhan bertanya:”Bagaimana seandainya mereka pernah melihat Aku?” Para malaikat menjawab: “Seandainya mereka pernah melihat Engkau niscaya mereka lebih giat beribadah kepada-Mu, lebih giat mengagungkan Engkau, dan lebih giat mensucikan Engkau”. Tuhan bertanya: “Apakah yang mereka minta?” Para malaikat menjawab: “Mereka meminta surga kepada-Mu”.
Tuhan bertanya: “Apakah mereka pernah melihat surga?” Para malaikat menjawab:”Demi Allah,wahai Tuhanku merekabelum pernah melihatnya”. Tuhan bertanya: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihatnya?” Para malaikat menjawab: “Seandainya mereka pernah melihatnya niscaya mereka lebih bersemangat untuk mencapainya, mereka lebih giat untuk memohonnya, dan mereka sangat mengharapkannya”. Tuhan bertanya:”Dari apakah mereka berlindung diri?” Malaikat menjawab:” Mereka berlindung diri dari api neraka”.
Tuhan bertanya: “Apakah mereka pernah melihat neraka?” Para malaikat menjawab:” Demi Allah, mereka belum pernah melihatnya”. Tuhan bertanya: “Bagaimana seandainya mereka pernah melihatnya?” Para malaikat menjawab:” Seandainya mereka pernah melihatnya niscaya mereka lebih menjauhkan diri daripadanya dan mereka lebih takut terhadapnya”.
Tuhan berfirman: “Maka saksikanlah olehmu bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka”.
Ada salah satu malaikat yang berkata: “Di dalam majlis itu ada si Fulan, seseorang yang bukan termasuk ahli dzikir, ia datang di situ karena ada sesuatu kepentingan”.
Tuhan berfirman: “Mereka semua adalah termasuk ahli dzikir, di mana tidak ada seorangpun yang duduk di situ akan mendapatkan kecelakaan/siksaan”.(Riwayat Bukhari dan Muslim).

SEMOGA MANFAAT ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar